Sosok Ibrahim Assegaf di mata Najwa Shihab, pasangan suportif yang meyakinkan hatinya nikah muda

Hubungan pernikahan Najwa Shihab dan mendiang suaminya, Ibrahim Sjarief Assegaf, adalah contoh nyata dari cinta yang mendalam. Mereka tidak hanya berbagi suka dan duka, tetapi juga saling mendukung dalam setiap langkah. Pada ulang tahun ke-25 pernikahan mereka di tahun 2022, Najwa berbagi lebih banyak tentang Ibrahim, sosok yang selalu ada di sampingnya.

Dalam sebuah video di kanal YouTube Ngobrol Asix, Najwa mengungkapkan betapa pentingnya Ibrahim dalam kariernya. "Kalau bukan dengan Baim, kayaknya aku nggak akan berada di titik karierku saat ini," ujarnya.

Dukungan Ibrahim sangat terasa, bahkan saat Najwa menjalani liputan penangkapan teroris sambil menyusui putranya, Izzat. "Dia ikut nemenin aku liputan teroris," kenangnya.

Najwa menekankan bahwa kunci keharmonisan rumah tangga mereka adalah saling membutuhkan. "Aku butuh dia. Segala hal aku akan cek dan tanya dia," ungkapnya.

Selama pernikahan, mereka tumbuh bersama dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk karier dan kepribadian. "Aku tuh dewasa bersama dia," tambahnya.

Namun, seperti halnya pernikahan lainnya, mereka juga menghadapi tantangan. Ibrahim sering mengingatkan Najwa untuk tidak terlalu larut dalam pekerjaan. "Aku kan tipe yang kalau kerja terus nggak selesai, jadi bagaimana gitu," katanya.

Menariknya, sebelum menikah, mereka menjalani hubungan jarak jauh (LDR). Najwa mengaku bahwa LDR justru memperkuat hubungan mereka.

"Kalau LDR, kita dipaksa untuk terus komunikasi dan lebih ekspresif," jelasnya. Cinta mereka semakin kuat, dan Najwa pun akhirnya setuju untuk menikah muda.

Setelah mendapatkan restu orangtua, mereka menikah pada Oktober 1997. Najwa yang saat itu berusia 20 tahun, masih menjadi mahasiswa. Ayahnya, Quraish Shihab, mengizinkan pernikahan dengan syarat Najwa tetap menyelesaikan kuliah.

"Karena sudah menemukan orang yang tepat, untuk apa menunda kebahagiaan?" ujarnya.

Sayangnya, maut memisahkan mereka. Ibrahim meninggal dunia pada 20 Mei 2025, setelah berjuang melawan stroke. Keluarga mengonfirmasi bahwa Ibrahim telah dirawat selama seminggu sebelum meninggal. Prosesi pemakaman dilaksanakan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.