Duduk perkara ASN Bandung Barat diduga jadi korban KDRT oleh istri, hingga cabut laporan polisi

Pria berinisial C, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diduga menjadi korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) oleh istrinya, memutuskan untuk mencabut laporan kepolisian yang telah dia buat. Kasus ini mulai terungkap setelah pihak keluarga C melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ciparay pada 15 Januari 2025.

Kapolsek Ciparay, Iptu Ilmansyah, menjelaskan bahwa awalnya C tidak ingin melanjutkan laporan tersebut. "Perlu dicatat, korban tidak mau melapor, tetapi desakan dari keluarga membuatnya terpaksa melakukannya," jelasnya.

Namun, saat pemeriksaan dijadwalkan, C datang ke kantor polisi dan mencabut laporan tersebut. Ilmansyah menegaskan bahwa pihaknya tidak mendesak C untuk mencabut laporan.

"Korban datang ke polsek tanpa ada janji atau komunikasi sebelumnya. Kami tidak pernah menyarankan untuk menyelesaikan masalah ini secara musyawarah," ungkapnya.

C mengaku ingin menenangkan diri dan merasa bersalah atas masalah yang terjadi dengan istrinya, yang berujung pada dugaan pemukulan. Setelah laporan hilang, C sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya.

Kakaknya, Aditya, mengungkapkan bahwa C sering mengalami KDRT dan hilang sejak izin lari pagi. Namun, C ditemukan pada 19 Januari 2025. Aditya juga mencatat bahwa hubungan C dengan keluarganya semakin memburuk setelah menikah, termasuk pemblokiran nomor telepon.

Aditya menambahkan bahwa selama ini, C selalu mengalami luka lebam dan sering terlambat masuk kerja. "Rekan-rekannya di Dispora KBB sangat membantu C, dan kami sekeluarga berterima kasih atas perhatian mereka," ujarnya.

Setelah menemukan C, Aditya berharap keluarga bisa kembali bersatu dan belajar dari pengalaman pahit ini. Kasus ini semakin mengemuka ketika C tidak masuk kerja dan hanya diwakili oleh istrinya yang menyebutkan bahwa C demam.

Ketika rekan kerjanya memeriksa, mereka menemukan pesan dari istri C yang meminta suaminya untuk berobat dan foto-foto yang menunjukkan kondisi C yang penuh lebam. Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan rekan kerjanya, yang kemudian berinisiatif untuk mengecek keadaan C di rumahnya.

Dengan semua kejadian ini, kita diingatkan akan pentingnya komunikasi dalam rumah tangga dan bagaimana tekanan dapat memengaruhi individu. Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap orang-orang di sekitar kita.