Begini cara kerja pengisian daya nirkabel, ketahui pro kontra teknologi ini sebelum menggunakannya

Techno.id - Pengisi daya nirkabel telah mengubah cara kita menyalakan perangkat. Baik di rumah atau di dalam mobil, teknologi ini memungkinkan kita mengisi daya berbagai gadget tanpa perlu kabel fisik. Nah jika kamu mempertimbangkan menggunakan pengisi daya nirkabel untuk iPhone, ponsel Android, atau perangkat lain, inilah beberapa faktor yang perlu kamu ketahui.

Cara kerja pengisian nirkabel

foto: freepik/user2122532

Pengisian nirkabel telah ada selama beberapa dekade, tetapi baru-baru ini melihat adopsi luas dalam elektronik konsumen, mulai dari smartphone hingga jam tangan. Teknologi ini memungkinkan kamu mengisi daya perangkat yang kompatibel secara nirkabel hanya dengan menempatkannya pada dudukan atau bantalan pengisi daya.

Inti dari teknologi ini melibatkan kumparan tembaga. Dudukan atau bantalan pengisi daya berisi koil pemancar, sedangkan perangkat yang kompatibel memiliki koil penerima. Ketika bantalan atau dudukan pengisi daya terhubung ke sumber daya, medan elektromagnetik dibuat melalui medan transmisi. Medan elektromagnetik ini menghasilkan arus listrik di dalam koil di dalam perangkat yang membantu mengisi daya baterai internal.

Meskipun posisi koil pengisi daya dapat sedikit berbeda menurut perangkat, umumnya terletak di bagian belakang tengah sebagian besar ponsel cerdas. Untuk jam tangan, koil pengisi daya biasanya terletak di belakang tampilan jam, sedangkan earbud memilikinya di bagian bawah atau belakang casing.

Pengisian induktif vs resonansi, ini bedanya

foto: unsplash/nubelson fernandes

Ada dua jenis teknologi pengisian nirkabel, induktif dan resonansi. Pengisian induktif memerlukan kontak fisik antara pengisi daya dan perangkat yang sedang diisi. Mayoritas pengisi daya nirkabel menggunakan teknologi ini, itulah sebabnya kamu secara fisik meletakkan ponsel cerdas pada dudukan atau bantalan pengisi daya untuk mengisi daya.

Sementara pengisian resonansi adalah jenis lain dari teknologi pengisian nirkabel yang mengharuskan pengisi daya dan perangkat yang kompatibel berada dalam jarak satu sama lain, tetapi tidak diperlukan kontak fisik langsung agar transfer daya dapat terjadi. 

Standar pengisian nirkabel

foto: unsplash/pontus-wellgraf

Sejumlah perangkat yang saat ini kamu gunakan, dari earbud hingga ponsel cerdas dapat mendukung pengisian daya nirkabel. Namun, perangkat yang berbeda menggunakan standar pengisian nirkabel yang bervariasi. Perbedaan ini biasanya bermuara pada jenis dan merek perangkat yang perlu diisi daya. Berikut adalah beberapa standar pengisian nirkabel yang paling umum.

1. Pengisian nirkabel Qi

Pengisian nirkabel Qi (diucapkan “chee”) diciptakan Wireless Power Consortium (WPC) dan merupakan salah satu standar pengisian nirkabel paling popular saat ini, mengingat teknologi ini digunakan untuk mengisi daya sebagian besar perangkat dan aksesori modern dan didukung sejumlah merek, termasuk Apple dan Samsung.

Generasi baru pengisian nirkabel, yang disebut Qi2, diluncurkan pada awal 2023. Teknologi ini memastikan keselarasan dan efisiensi yang lebih baik, berkat integrasi magnet dalam sistem pengisian. Teknologi Qi dan Qi2 menggunakan pengisian induktif, yaitu, perangkat harus bersentuhan dengan bantalan pengisi daya (pad).

Pengisi daya ini mendukung watt yang berbeda, mulai dari 5W dan naik hingga 15W di sebagian besar perangkat konsumen. Ada juga pengisi daya yang lebih canggih saat ini dapat mendukung hingga 30W atau bahkan 66W di perangkat tertentu seperti Honor Magic 6 Pro. 

Apple telah memperkenalkan versi pengisian Qi yang disempurnakan yang disebut MagSafe, yang bekerja mirip dengan teknologi Qi2. Ini pertama kali diperkenalkan untuk laptop MacBook. Tetapi sejak itu telah digunakan untuk iPhone, dimulai dengan iPhone 12. MagSafe dilengkapi magnet di sekitar koil pengisian tembaga, yang memungkinkan penyelarasan yang lebih baik saat kamu meletakkan iPhone di pad pengisi daya atau dudukan. Ini membantu memastikan koil pengisi daya di perangkat kamu selaras sempurna dengan koil di bantalan pengisi daya, yang pada gilirannya meningkatkan kecepatan serta efisiensi.

2. Pengisian nirkabel PMA (Powermat)

Ini adalah standar pengisian nirkabel lain yang dibuat oleh Power Matters Alliance (PMA). Ini mirip dengan standar Qi karena keduanya menggunakan teknologi pengisian induktif. Namun, protokol komunikasinya bervariasi. Mengingat hal ini, perangkat yang mendukung pengisian daya Qi seringkali tidak kompatibel dengan Powermat. Standar pengisian nirkabel ini telah diadopsi secara luas oleh bisnis seperti Starbucks dan McDonald's dan digunakan di stasiun pengisian umum.

3. Pengisian nirkabel AirFuel

Pada tahun 2015, PMA bergabung dengan Alliance for Wireless Power (A4WP) untuk membentuk AirFuel Alliance, yang menciptakan standar nirkabel baru yang menggabungkan dua teknologi pengisian daya, frekuensi radio dan pengisian resonansi elektromagnetik. Teknologi pengisian daya baru ini memberi pengguna opsi untuk bergerak sambil tetap memungkinkan pengisian nirkabel yang efisien.