Ramai fenomena remaja jompo, pahami asal usul, penyebab, dan cara mengatasinya

Brilio.net - Dalam berbagai kesempatan, generasi muda seringkali mengeluhkan hal hal yang berkaitan dengan kebugaran tubuh mereka sehari-hari. Seperti halnya pegal-pegal, mudah lelah, mudah ngantuk, hingga mudah terserang penyakit.

Umumnya, beberapa keluhan tersebut kerap dialami kaum lanjut usia atau dikenal dengan istilah "orang jompo". Namun walaupun usia masih tergolong muda, anak muda zaman now sudah terkena gejala jompo. Hal itu ternyata terjadi disebabkan karena berbagai faktor, baik dari faktor internal yang meliputi kesehatan diri, juga eksternal yang meliputi faktor lingkungan dan pergaulan.

Kondisi ini menyerang para remaja yang abai terhadap kesehatan tubuh mereka sendiri, kurangnya aktivitas, dan menjaga pola hidup yang sehat, menyebabkan berbagai penyakit bermunculan. Untuk mencegah kondisi tersebut semakin parah, kamu perlu mengetahui lebih dalam yang berkaitan dengan asal usul, penyebab, hingga cara mengatasi fenomena remaja jompo. Jika kamu tertarik mendalaminya, kamu bisa mengulik informasi tersebut dibawah ini.

Berikut asal usul, penyebab, dan cara mengatasi fenomena remaja jompo. Seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (29/4).

Asal usul fenomena remaja jompo

Ramai fenomena remaja jompo
freepik.com

Asal usul fenomena "remaja jompo" yang sering menyerang generasi muda mengacu pada kondisi di mana anak muda mengalami berbagai masalah kesehatan yang umumnya terkait dengan kondisi yang lebih lazim terjadi pada usia lanjut. Seperti pegal-pegal, sakit punggung, kepala pusing, kelelahan, hingga mudah sakit. Asal usul dari fenomena ini dapat dipahami dari beberapa faktor yang memengaruhi gaya hidup dan kesehatan generasi anak muda saat ini. Berikut beberapa penjelasan mengenai asal usul fenomena "remaja jompo":

1. Perubahan gaya hidup modern

Perubahan signifikan dalam gaya hidup modern, termasuk kemajuan teknologi, urbanisasi, dan perubahan pola makan, telah memberikan kontribusi besar terhadap fenomena "remaja jompo". Beberapa faktor terkait meliputi:

- Kurangnya aktivitas fisik

Anak muda sering menghabiskan banyak waktu di depan layar komputer, smartphone, atau televisi, yang menyebabkan gaya hidup yang kurang aktif. Kurangnya aktivitas fisik berkontribusi pada masalah kesehatan seperti kelelahan, kegemukan, dan sakit punggung.

- Pola makan tidak sehat

Konsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi lemak dan gula, serta kekurangan asupan makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, dan protein berkualitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada anak muda, termasuk obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

- Kurangnya istirahat yang cukup

Anak muda sering mengalami kurang tidur akibat tuntutan sekolah, pekerjaan, atau kegiatan sosial. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kelelahan kronis, masalah konsentrasi, dan gangguan emosional.

2. Tekanan dan stres

Anak muda sering menghadapi tekanan dari berbagai aspek kehidupan, termasuk tekanan akademis, persaingan dalam berbagai bidang, masalah hubungan interpersonal, dan ekspektasi yang tinggi dari orang tua atau masyarakat. Tekanan ini dapat menyebabkan stres berkepanjangan yang berkontribusi pada gangguan kesehatan mental dan fisik.

3. Perubahan hormonal dan faktor biologis

Masa remaja adalah masa di mana terjadi perubahan hormonal yang signifikan dalam tubuh. Perubahan ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan emosional anak muda, seperti perubahan pada kulit, emosi yang tidak stabil, atau perubahan pada pola tidur.

4. Pola konsumsi zat adiktif

Tingginya prevalensi konsumsi alkohol, tembakau, atau obat-obatan terlarang di kalangan remaja dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka. Penggunaan zat adiktif pada usia muda dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius dan kecanduan yang berlanjut hingga dewasa.

5. Perubahan sosial dan budaya

Perubahan dalam norma sosial dan budaya juga dapat memengaruhi kesehatan anak muda. Misalnya, tekanan untuk tampil sempurna atau ideal sesuai dengan standar media sosial dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi atau gangguan makan.

Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif dari berbagai pihak, fenomena "remaja jompo" dapat diatasi dan anak muda dapat membangun fondasi kesehatan yang kuat untuk masa depan yang lebih baik.